Perkembangan motorik pada anak adalah proses pertumbuhan yang melibatkan kemampuan fisik, khususnya dalam menggerakkan tubuh secara terkoordinasi. Perkembangan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar mencakup gerakan besar seperti berjalan, berlari, dan melompat. Sementara itu, motorik halus mencakup gerakan kecil yang membutuhkan koordinasi mata dan tangan, seperti menggambar, memegang pensil, atau memindahkan benda kecil.
Proses perkembangan motorik dimulai sejak bayi slot. Misalnya, saat bayi mulai mengangkat kepala, berguling, duduk, merangkak, hingga berjalan. Semakin bertambah usia, anak akan menunjukkan kemajuan dalam kemampuan fisiknya seiring dengan stimulasi yang diberikan.
Orang tua dan pengasuh memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan ini. Memberikan kesempatan bermain di luar ruangan, bermain bola, mewarnai, menyusun balok, atau melibatkan anak dalam aktivitas fisik ringan adalah beberapa contoh stimulasi motorik yang bermanfaat.
Setiap anak berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Namun, penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda keterlambatan perkembangan motorik, seperti anak yang belum bisa duduk sendiri pada usia 9 bulan atau belum bisa berjalan di usia 18 bulan. Jika ditemukan keterlambatan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan atau dokter anak.
Mendukung perkembangan motorik sejak dini tidak hanya meningkatkan kemampuan fisik anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka. Dengan stimulasi yang tepat, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang aktif, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.