Mata pelajaran Sejarah, khususnya di tingkat sekolah dasar dan menengah, sering dimulai dengan pembahasan tentang zaman pra-sejarah. Materi ini sangat penting karena memperkenalkan murid pada asal-usul manusia, perkembangan peradaban awal, serta proses panjang yang membentuk dunia modern seperti yang kita kenal sekarang.
Zaman pra-sejarah merujuk pada masa toto ketika manusia belum mengenal tulisan. Informasi tentang periode ini diperoleh dari berbagai peninggalan arkeologis seperti alat batu, lukisan gua, tulang belulang, serta fosil-fosil yang ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Dalam pembelajaran pra-sejarah, murid diajak memahami kehidupan manusia purba yang sangat bergantung pada alam. Mereka berburu, meramu, dan perlahan-lahan mulai mengenal pertanian dan beternak. Materi ini juga menekankan perkembangan budaya dan teknologi awal seperti pembuatan api, pakaian dari kulit hewan, hingga pemukiman pertama yang mulai menetap.
Salah satu aspek menarik dari pelajaran pra-sejarah adalah mengenal manusia purba yang ditemukan di Indonesia, seperti Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berjalan tegak) dan Homo floresiensis. Ini menjadi kebanggaan sekaligus bukti bahwa wilayah nusantara telah menjadi bagian penting dari sejarah evolusi manusia.
Melalui pembelajaran pra-sejarah, murid tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang masa lalu, tetapi juga belajar menghargai proses panjang perjalanan manusia dalam menciptakan peradaban. Pemahaman ini membentuk rasa ingin tahu, toleransi terhadap budaya, serta kecintaan pada sejarah bangsa sendiri.
Dengan cara mengajar yang interaktif dan menyenangkan, materi pra-sejarah bisa menjadi pintu awal bagi murid untuk mencintai sejarah dan menjadikannya bagian dari pembentukan karakter serta identitas nasional.